Minggu, 01 Juli 2012
P E L U A N G BISNIS M E L A L U I USANA TERMAK AUAM B U K A N R A S K A S U S KEEURWWAN JAGAK14flSA J A T A S E L A T A N
R. Kurnia Achjadi 2 ,
Abdulgani A. Siregar 3 1
Amiruddin Saleh * )
Pembangunan peternakan terus dilanjutkan melalui
peningkatan usaha diversifikasi, intensifikasi ternak,
didukung oleh usaha pengembangan dan pemanfaatan ilmu penge-
tahuan serta teknologi. Perhatian khusus perlu diberikan
pada pengembangan peternakan rakyat dengan meningkatkan
peran koperasi serta keikutsertaan swasta. Pembangunan
peternakan dilakukan untuk meningkatkan pendapatan petani
peternak, mendorong diversifikasi pangan dan perbaikan mutu
gizi masyarakat serta mengembangkan ekspor (GBHN 1993).
Ayam bukan ras atau ayam lokal merupakan plasma nutfah
Indonesia yang sangat potensial untuk dikembangkan, secara
geografis populasinya menyebar hampir d i s e l u r u h pedesaan.
Tujuan pemeliharaan ayam buras di pedesaan hingga saat
ini masih beragam bergantung kepada keadaan sosial ekonomi
pemelihara serta keadaan lingkungan sekitarnya. Dari
berbagai pengalaman selama ini terlihat bahwa berbagai
pengaruh lingkungan melakukan interaksi membentuk kreativi-
tas, sikap dan motivasi pemeliharaan ayam buras.
Telah banyak dilakukan upaya pengembangan ayam buras
oleh Instansi terkait baik melalui INTAB, PKT, PPWT dan
sebagainya, yang bertujuan untuk meningkatkan gizi masyara-
k a t serta peningkatan pendapatan. Namun dalam pelaksa-
naannya sulit untuk dilakukan monitoring dan evaluasi keber-
hasilannya, walaupun program tersebut menggunakan sistem
bergulir (revolving).
Disampaikan pada Lokakarya Pengalaman Empirik Institut Pertanian
Bogor dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan, LPM IPB, 1 0 Juli 1993.
2 , Staf Pengajar Jurusan Reproduksi dan Kebidanan Fakultas Kedokteran
Wewan IPB dan Sekretaris Pusat Pengembangan Wilayah LPM IPB.
3 , Staf Pengajar Jurusan Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veter-
iner Fakultas Kedokteran Hewan IPB can Kepala Pusat P3M LPM IPB
4 , Staf Pengajar Jurusan Sosial .Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan
d a n Sekretaris Pusat P3M LPM IPB Dalam upaya menelusuri potensi produksi serta aspek
ekonomi ternak ayam buras sebagai bagian dari program per-
baikan gizi masyarakat sekaligus pengentasan kerniskinan,
perlu dikaji sampai sejauh mana ternak ayam buras dapat
diandalkan sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat kecil, keterpaduan antara komponen petani peter-
nak, proses produksi dan pemasaran dalam wadah Unit Ekonomi
Desa yang mengarah k e bentuk koperasi.
11. G M B A B A N P R O G R m P E N G E M B A N G A N A U A M B U R A S
Y m G D I L A K U K W LPM IPB S E L PELITA V
Kegiatan usaha ayam buras yang dilakukan oleh LPM IPB
merupakan kegiatan penunjang dalam dinamika kegiatan perta-
nian atau masyarakat desa/kota lainnya, yang diarahkan
kepada perbaikan teknologi, perbaikan sumberdaya manusia
melalui pendekatan skala usaha yang lebih ekonomis, d a n
merupakan pengisian program kerjasama terutama dengan
Pemerintah DT I1 Kabupaten Bogor, Sukabumi dan DKI Jakarta.
2.1. Lokasi Program
Perkembangan lokasi (wilayah) program pemeliharaan ayam
buras sejak tahun 1987 sampai tahun 1992 terlihat pada
Tabel 1..
Tabel 1. Perkembangan Lokasi Pemeliharaan Ayam Buras
1987-1992
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ - - _ _ - _ - - - - - - - - - - - _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ - _ _ _ _ - - - - - _ _ - - - - - - - - - - -
Tahun Anggaran Lokasi
1987/1988 Kecamatan
1988/1989 Kecarnatan
Kecamatan
1989/ 1995 Kecamatan
1990/1991 Kecainatan
1991/1992 Kecamatan
1992/ 1993 Kecamatan
1992/ 1993 Kecamatan
Parungpanjang, Kab. Bogor
Sagaranten, Kab. Sukabumi
Kalapanunggal, Kab. Sukabumi
Sagaranten, Kab. Sukabumi
Sagaranten, Kab. Sukabumi
Cisolok, Kab. Sukabumi
jaqakarsa, DKI Jakarta
Dramaga, Kab. Bogor 2.2. Keterkaitan Program
Program usaha ayam buras terkait dengan wawasan pro-
gram, antara lain:
a. Program Pengembangan Wilayah Lahan Kering Secara Terpadu
b. Program Pengembangan Desa Pantai
c. Program Pasea KKN
2.3. Pendekatan Program
Sebagai modifikasi dari bentuk program ayam buras yang
telah dilakukan oleh instansi terkait, maka LPM IPB mencoba
melakukan upaya pemeliharaan ayam buras melalui berbagai
pendekatan, antara lain:
2.3.1. Pendekatan Teknis
Perbaikan pola pemeliharaan ayam buras melalui aspek
pernilihan bibit, bentuk kandang, pola pemberian
pakan, manajemen pemeliharaan anak ayam dengan teE-
nologi pisah dini, pemanfaatan teknologi induk
buatan (mesin tetas) dan aspek pencegahan penyakit.
2.3.2. Pendekatan Aqribisnis
- Penerapan skala usaha yang efisien dan Pembinaan
pelembagaan. Dalam ha1 ini diperlukan hitungan yang
cermat dengan nilai tambah yang tidak utopi.
Melalui pendekatan ini secara utuh dilakukan peruba-
han ratio penyebaran bantuan ayam buras yaitu 100
ekor betina dan 10 ekor jantan, yang dikelola oleh 5
orang anggota warga masyarakat dalam bentuk kelompok.
- Bantuan sarana produksi terutama kandang, pakan
selama 2-3 bulan dan pencegahan penyakit terutama MD
selama 2 periode vaksinasi.
- Aspek pemasaran melalui petani peternak yang telah
maju mengusahakan ayam buras, atau langsung k e konsu-
men masyarakat pengguna sebagai konsumen akhir, baik
berupa konsumen lembaga (seperti: jamu gendong,
penjual bubur ayam, dan sebagainya) maupun konsumen
individu (rumah tangga).
Bila perhitungan butir (1) dan (2) sudah ada standar-
nya, pihak Bank atau sponsor lain fkalangan Pemerintahl
Swasta) meyakini standar itu, tentunya harus bisa
mengeluarkan kredit/bantuan permodalan.
Secara umum Tahap pembinaan kepada kelompok ternak ayam
buras mengikuti alur Pola Pemeliharaan Ayam Buras, yang
ilustrasinya adalah sebagai berikut: PROSES PRODUKSI
Lahan dan Air
Sumberdaya Manusia
Pembinaan Instansi Terkait
, *
Budidaya (pakan, pencegahan penyakit,
breeding, dsb)
Dana
Limbah dan lingkungan
P A S C A PRODUKSI
Pengembangan Usaha/Pemasaran
Pasca Panen
Pengembangan Kegiatan Kelembagaan
*
*
Gambar: Alur Pola Pemeliharaan Ayam Buras
2 . 3 . 3 . Pendekatan Terpadu
Dari berbagai pengalaman menunjukkan bahwa pemeliharaan
ayam buras dari segi teknis saja tidaklah cukup, se-
hingga memerlukan aspek pendekatan lain baik berupa
ekonomi, sosial dan kelembagaan. Unsur manusia dalam
kelembagaan mengarah kepada kerjasama kelompok dalam
berbagai bentuk, seperti kelompok tani, pemuda, PKK,
Pesantren dan sebagainya, yang diharapkan dapat meng-
kait dengan wadah formal yang telah lama ada d i desa
melalui azas kerjasama dan kekeluargaan (koperasi).
2 . 4 . Evaluasi Program
Bentuk evaluasi program ayam buras yang dilakukan oleh
LPM I P B selama ini berdasarkan kepada tujuan yang telah
ditetapkan, meliputi evaluasi proses, evaluasi hasil serta
dampak.
Namun dalam pelaksanaannya bentuk evaluasi ketiga di
atas sulit dilakukan secara utuh oleh berbagai faktor, baik
teknis maupun non teknis.
Dari segi dampak yang mudah terlihat adanya perubahan
dalam cara pemeliharaan ayam buras, terutama aspek perubahan
bentuk kandang yang sudah mulai tertata baik, pemberian
pakan, penerapan teknologi pisah dini dan teknologi alat
penetasan buatan yang telah diadopsi, serta keinginan memba-
yar program vaksinasi ND secara teratur. LOU. P E M U E M T A U M K E M I S K I M A M - M K L 9: 126
Peningkatan serta penurunan populasi ayam buras d i
setiap anggota kelompok mudah diamati, hanya saja berapa
besar pertumbuhan pendapatan (segi ekonomi) terutama untuk
setiap individu anggota kelompok memerlukan waktu dan kecer-
matan perhitungan.
111. K A S U S B E R U S A W A T E R N A K A U A M B U R A S DI J A G A K A R S A
Implementasi program pembinaan berusaha ternak ayam
bukan Ras (buras) yang dilakukan oleh Lembaga Pengabdian
kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor dilokasi binaan
di kabupaten DT. I 1 Bogor, Sukabumi, dan wilayah D K I Jakarta
secara umum telah menerapkan pola pendekatan program terpadu
seperti yang dijelaskan di atas. Berikut ini akan dipaparkan
lebih detail Upaya Membina Karang Taruna melalui Pemelihara-
an Ayam Buras di kelurahan Jagakarsa kotamadya Jakarta
Selatan, sebagai contoh kasus. Proyek PPM (Pengabdian kepada
Masyarakat) di Jagakarsa ini merupakan kerjasama Lembaga
Pengabdian kepada Masyarakat IPB dengan Biro Bina Pemerinta-
han Pemda D K I Jakarta.
Pertama-tama dilakukan upaya penjajagan k e Pemda D K I
Jakarta untuk menentukan lokasi mana yang memungkinkan
dilakukannya paket program pembinaan berusaha ternak ayam
buras tersebut, dilihat dari segi potensi dan peluang yang
menunjang usaha itu, serta dilihat dari segi tata ruang
pembangunan wilayah.
3.1. Perumusan masalah
Setelah terpilih kelurahan Jagakarsa kecanatan Jagakar-
sa sebagai l o k a s i b i n a a n , maka upaya identifikasi dan peru-
musan masalah mulai dilakukan. Studi penjajagan kedua
berupa analisa potensi daerah (lahan dan sumberdaya manusia)
serta wawancara tokoh dan masyarakat (Formal dan Informal)
di kelurahan Jagakarsa diperoleh informasi sebagai berikut:
(1) banyaknya anggota keluarga yang putus sekolah (lepas
SLTP/SLTA] yang belum tertampung oleh lapangan pekerjaan
yang ada,
(2) potensi lahan (tanah pekarangan) yang belum dimanfaatkan
optimal,
(3) peluang pasar yang meaungkinkan berusaha ternak ayam
buras,
(4) kualitas sumberdaya manusia (kelompok anggota keluarga
usia produktif) yang relatif rendah, tercermin dari
tingkat pengetahuan, keterampilan dan kemampuan
penguasaan teknologi dan berusaha ternak ayam buras yang rendah (terlihat dari data pre-test saat dilakukannya
Penyuluhan dan Pelatihan Beternak Ayam Buras tanggal 2 4
Desember 1992) ,
(5) pembinaan kelompok dan kelembagaan pemuda (Karang
Taruna) masih terasa kurang, yang terlihat dari belum
terorganisasi atau terbentuknya kelompok tersebut.
Dari perumusan masalah di atas, kemudian disusun suatu
program kegiatan usaha peternakan ayam buras sebagai salah
satu cabang usaha kelompok.
Pembinaan awal berupa upaya pembentukan dan pembinaan
kelompok pemuda putus sekolah k e dalam wadah kelompok karang
taruna tani Jaya Satria Muda. Keiompok karang taruna tani
yang telah disyahkan oleh Sudin Peternakan Jakarta Selatan
ini beranggotakan 19 orang, dengan karakteristik sebagai
berikut: sebagian besar berjenis kelamin laki-laki ( 7 9 % ) ,
berusia rata-rata 21 tahun, kedudukan dalam keluarga umumnya
sebagai anak (95%). Hanya 37% peserta yang belum memiliki
pengalaman beternak ayam buras, sedangkan 63 persen lainnya
pernah beternak ayam buras walaupun yang mengurusnya adalah
orang tua mereka atau saudara. Sifat usaha umumnya masih
sambilan ( 9 5 % ) ' dimana cara pemeliharaannya umumnya dilepas
dan masuk kandang jika malam atau ayam dilepas tanpa kandang
sama sekali (83%). Lalu kebiasaan memberi makan ayam,
umumnya hanya dilakukan pagi hari saja (86%).
3.2. Tuiuan dan manfaat keqiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman ke-
giatan usaha peternakan ayam bukan ras bagi khalayak sasaran
strategis yakni pemuda putus sekolah sehingga mereka akan
terdorong untuk membuka bisnis usaha peternakan ayam buras
sebagai sumber pendapatan.
Eeberapa manfaat yang akan diperoleh dari kegiatan ini
adalah:
1. Neningkatkan populasi ayam buras sehingga dapat memenuhi
kebutuhan komoditi hasil ternak lokal atau lintas wi-
layah.
2. Terbentuknya kelompok peternak ayam buras yang menguasai
IPTEK dalam rangka peningkatan kualitas pengelola usaha
tani.
3. Terkelolanya lahan usaha tani lebih produktif dan efisien
dan atau tertatanya kawasan usaha t?..n,; yang akan memu-
dahkan melakukan pembinaan.
4. Terciptanya lapangan kerja dan kesemp2tan berusaha mela-
lui usaha peternakan ayam buras yang dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi masyarakat. 3.3. Inovasi Teknoloqi vans diperkenalkan
Inovasi teknologi usaha peternakan ayam buras yang
diperkenalkan kepada anggota kelompok karang taruna tani
J a y a S a t r i a Mu d a , rneliputi:
a. teknologi pemilihan bibit ayam buras yang baik.
b. teknologi pisah dini dalam penanganan pemeliharaan anak
ayam.
c. pola pemberian pakan dengan memanfaatkan ransum komersial
dan juga nasi sisa limbah rumahtangga.
d. pemberian pakan dan air minum secara a t . l i b i t u m .
e. model perkandangan yang semi terkurung (semi intensif).
f. sistem perkawinan yang periodik dengan menempatkan ayam
pejantan dan betina dalam satu kandang, dengan rasio
Jantan dan Betina = 1 : 10; dan memandikan induk ayam
yang telah menjalani fase bertelur.
g. sistem penetasan dengan alat bantu penetasan buatan; dan
h. pencegahan penyakit terutama Tetelo/ND, dengan mengajar-
kan cara vaksinasi ND serta pengambilan spesimen darah.
Dalam merubah perilaku sasaran pembinaan yang rneliputi
upaya peningkatan kawasan kognitif, afektif dan psikomotorik
dilakukan dengan cara penyuluhan dalam bentuk kursus di
rumah Pembina karang taruna tani J a y a S a t r i a Muda (runah Pak
Damai), pelatihan cara vaksinasi dan pengambilan spesimen
darah ayam untuk menguji kadar antibodi dalam darah ayam
tersebut, serta demontrasi pembuatan dan penggunaan alat
bantu penetasan buatan.
Pembinaan dan pengembangan lebih lanjut adalah merenca-
nakan secara rutin untuk menghadiri pertemuan kelompok
karang taruna tani Binaan, yang diselenggarakan setiap
bulan. Hal ini dilakukan untuk memberikan konsultasi, bila
kelompok karancj taruna tersebut mengalami kesulitan dalam
berusaha ternak ayam buras.
3.4. Hasil yans telah dicapai
Beberapa hasil yang telah dicapai dari kegiatan ini
adalah:
1. Bertambahnya pengetahuan peserta dalam usaha peternakan
ayam buras.
2. Terbentuknya wadah berkumpul pemuda putus sekolah dalam
orqcnisasi Karang Taruna Tani Jaya Satria Muda.
3 . Adanya satu unit usaha peternakan ayam buras sebagai
sunber pendapatan bagi anggota/organisasi Karang Taruna.
4. Terbinanya hubungan kelembagaOan antara Karang Taruna
dengan Dinas terkait.
5. Pemanfaatan waktu para pemuda untuk kegiatan-kegiatan
yang produktif. Adanya penambahan pengetahuan peserta Binaan yang
diungkapkan pada ..butir 1 di atas, dapat dilihat dari
perilaku mereka dalam beternak ayam buras. Dimana sebelum
dilakukan pembinaan terungkap bahwa persepsi mereka terhadap
berusaha ternak ayam buras adalah:
(1) hanya sebagai usaha sambilan,
(2) sebagian besar menganggap bahwa ternak ayam (buras)
tidak perxu diberi minun, dan makanan bisa dicari sen
diri dengan jalan ayam dilepas (dikencarkan),
(3) mengenai penyakit ayam, hanya 22 persen peserta Binaan
yang menyatakan mengerti tentang ha1 itu, dan umumnya
hanya tahu penyakit berak kapur dan tetelo, dengan ciri-
ciri lemas atau lumpuh.
(4) bila ditanya lebih jauh tentang pernah melakukan vaksi-
nasi ND, maka hanya 16% yang pernah melakukan; dan itu-
pun dilakukan oleh petugas dari Sudin Peternakan atau
oleh Pak Eko sebagai KTNA Peternakan di kelurahan mereka.
Setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan cernyata
minat dan motivasi mereka cukup tinggi untuk berusaha ternak
ayam buras, lebih-lebih setelah memahami pasar dan prospek-
nya .
Keterampilan mereka dalam melakukari vaksinasi N D pun
baik. Mereka tidak perlu lagi menunggu petugas atau Pak Eko
untuk melakukan vaksinasi, tetapi mereka cukup menghubungi
Sudin Peternakan atau mengontak LPM-IPB untuk mendapatkan
vaksin dan kemudian mereka melakukan vaksinasi sendiri.
Setelah tujuh bulan pembinaan berjalan hasil usaha
beternak ayam buras tersebut sudah mencjgembirakan. Dimana
hasil produksi telur setiap bulan mulai bulan April 1993
sudah mencapai 35%. ini berarti kelompok sudah mulai bisa
memanfaatkan keuntungan berusaha ternak ayam buras, untuk
membantu kelancaran program-program kegiatan karang taruna
lainnya. Analisis usaha beternak ayam buras tersebut bisa
dilihat pada tabel 2.
3.5. Rekomendasi
Agar pembinaan dan pengembangan kelompok karang taruna
tani Binaan tersebut dapat terus bersinambung serta semakin
mantap dan dinamis, maka upaya pembinaan kelompok oleh
Petugas (PPL) setempat harus terus digalakkan dan selalu
dipantau, tetapi jangan sampai menciptakan ketergantungan
kzlompok dengan pembina kelompoknya.
Aspek modal memegang peranan penting dalam pengadaan
sarana proses produksi dan perluasan usaha bisnis peternakan
ayam buras, Untuk itu perlu uluran tangan Pemerintah/Swasta
dalam membantu permodalan bagi peternak/kelompok ternak yang
termasuk kategori miskin. Aspek pemasaran telor hasix usaha peternakan ayam buras
d i kelurahan. Jagakarsa ini pun perlu pula mendapatkan perha-
tian serius. Ada baiknya "Jamu gendongv sebagai kelompok
konsumen lembaga turut dikenai penyuluhan dan pembinaan.
Tabel 2, Analisis Biaya Usaha Peternakan Ayam Buras
(Skala 100 ekor) tiap bulan
............................................................
............................................................
No. Uraian Jumlah (Rupiah)
A. P e n g e l u a r a n :
1. Pembelian 100 ekor @ Rp 10.000,-
2. Biaya kandang @ Rp 4.000,-
3. Biaya pakan @ Rp 30/hari/ekor
4. Tenaga @ Rp G/hari/ekor
5. Penyusutan kandang @ Rp l/hari/ekor
Jumlah Modal Awal . . . . . . . . . . . . . . . . . .
(Satujuta limaratus
=Rp 1.000.000, -
=Rp 400.000,-
=Rp 90.000,-
=R? 18.000,-
=Rp 3.000,-
-----------------
. . . .=Rp 1.511.000,-
sebelas ribu rupiah)
B . P e n d a p a t a n :
Hasil produksi telur tiap bulan (35%) dengan harga telur
per butir Rp 230,- : 30 x 5 x Rp 230,- = R p . 241.500,-
C. P e n e r i m a a n :
Hasil produksi bersih tiap bulan adalah : Rp. 241.500,-
- Rp 111.000,- (Biaya pakan, tenaga dan penyusutan
kandang) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . * . .= R p P 130.500,-
-
------- - - - - - - -
I V , P R O S P E R DAN - T I S I P A S 1 PROGRAM P E M G E K R A N G M A Y A H B U R A S
P A D A P E L I T A V I ( P J P T 1 1 )
Strategi Pembangunan Jangka Panjang Tahap I1 (PJPT 11),
dititikberatkan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia
dengan tetap memanfaatkan potensi sumberdaya alam serta
pelaksanaan program secara berkesinambungan.
Peningkatan kualitas tersebut antara lain ditandai
dengan menurunnya jumlah penduduk yang hidup di bawah garis
kemiskisan serta meningkatnya tingkat pendidikan usaha
sekolah dan pemuda. Untuk itu orientasi pembangunan di
Pelita VI, masih dititikberatkan pada peningkatan pendapatan
masyarakat (petani) yang ada di pedesaan. Dari berbagai pengalaman selama Pelita V , memperlihat-
kan kepada kita bahwa ayam buras masih merupakan komoditi
ternak yang memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan.
Namun berbagai hal yang menyangkut aspek agribisnis, biotek-
nologi serta kelembagaan memerlukan perhatian kita semua,
Beberapa ha1 yang memerlukan penataan dalam usaha ayam
buras, antara lain:
1. Populasi per anggota keluarga/kelompok (ratio pemilikan).
2. Bentuk bantuan dan kerjasama antara pemerintah/swasta dan
kelembagaan terkait, dalam menyediakan aspek permodalan.
3. Aspek budidaya.
4 . Aspek pengolahan dan pemasaran.
5. Peranan Organisasi Fungsional dan Wadah Koperasi.
6 . Penelitian bioteknologi (bibit, pakan, dsb).
Kamis, 21 Juni 2012
Ternak Ayam Kampung Peluang Bisnis Untuk Usaha Kecil
Permintaan daging ayam kampung cenderung mengalami
peningkatan dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh kesadaran
sebagian masyarakat untuk mengkonsumsi daging ayam organik atau daging
ayam yang tidak melalui proses rekayasa genetika. Seperti halnya ayam
potong yang telah melalui proses rekayasa genetika. Permintaan daging ayam kampung
untuk wilayah Jabodetabek saja baru bisa terpenuhi sekitar 5% dari
kebutuhan atau sekitar 280.000 ekor per hari. Pernyataan tersebut
dikemukakan oleh Ade Zulkarnaen, Ketua Himpunan Peternak Unggas Lokal
Indonesia. Peluang Bisnis pengembangan unggas ini cukup
baik dalam meningkatkan kesejahteraan usaha skala kecil, mikro dan
koperasi mengingat ternak ini sudah cukup poluler di masyarakat.
Dukungan pemerintah dalam hal ini kementrian Pertanian terhadap pengembangan bisnis ayam kampung untuk usaha Mikro, Kecil dan koperasi cukup positif. Saat ini sedang dibuat blue print sistem pengembangan ayam kampung. Dalam blue print ini akan memberikan perlindungan bagi peternak ayam kampung dalam skala usaha mikro, kecil dan koperasi dalam menjalankan usahanya. Investor besar tidak boleh memasuki bisnis ayam kampung ini. Kapasitas pemeliharaan maksimal 10.000 ekor untuk satu peternak. Dengan pembatasan ini diharapkan usaha ternak rakyat akan berkembang dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Pada 10 tahun mendatang diharapkan pasokan ayam kampung akan mencapai 25 persen dari kebutuhan total daging ayam nasional, saat ini baru mencapai 5.5 persen saja.Dengan target sebesar tersebut pengembangan bisnis ayam kampung akan mampu menggerakkan ekonomi pedesaan yang notabenenya merupakan usaha skala mikro, kecil dan koperasi. Pengembangan bisnis ternak ayam kampung sendiri tidak hanya bermanfaat bagi peternak tetapi juga sektor usaha lain misalnya nilai perdagangan dari pakan dan pengolahan daging ayam kampung.
Selain unggas jenis ayam kampung, bisnis itik juga memiliki peluang yang cukup menguntungkan, hal tersebut dikemukakan oleh Hasan Bisri, salah seorang peternak unggas lokal dari Pasuruhan Jawa Timur. Kendala bisnis unggas adalah pada masalah harga pakan yang mengalami kenaikan.(Galeriukm).
Dukungan pemerintah dalam hal ini kementrian Pertanian terhadap pengembangan bisnis ayam kampung untuk usaha Mikro, Kecil dan koperasi cukup positif. Saat ini sedang dibuat blue print sistem pengembangan ayam kampung. Dalam blue print ini akan memberikan perlindungan bagi peternak ayam kampung dalam skala usaha mikro, kecil dan koperasi dalam menjalankan usahanya. Investor besar tidak boleh memasuki bisnis ayam kampung ini. Kapasitas pemeliharaan maksimal 10.000 ekor untuk satu peternak. Dengan pembatasan ini diharapkan usaha ternak rakyat akan berkembang dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Kondisi Ternak Ayam Kampung Di Indonesia
Kondisi usaha ternak ayam kampung saat ini masih diusahakan dengan cara tradisional dan belum melalui cara intensif. Baru sekitar 3400 peternak ayam kampung yang mengusahakannya secara intensif, diluar itu masih dengan cara tradisional. Setelah blue print ini selesai pada bulan oktober diharapkan peternak tradisional akan beralih pada usaha ternak ayam kampung secara intensif.Pada 10 tahun mendatang diharapkan pasokan ayam kampung akan mencapai 25 persen dari kebutuhan total daging ayam nasional, saat ini baru mencapai 5.5 persen saja.Dengan target sebesar tersebut pengembangan bisnis ayam kampung akan mampu menggerakkan ekonomi pedesaan yang notabenenya merupakan usaha skala mikro, kecil dan koperasi. Pengembangan bisnis ternak ayam kampung sendiri tidak hanya bermanfaat bagi peternak tetapi juga sektor usaha lain misalnya nilai perdagangan dari pakan dan pengolahan daging ayam kampung.
Selain unggas jenis ayam kampung, bisnis itik juga memiliki peluang yang cukup menguntungkan, hal tersebut dikemukakan oleh Hasan Bisri, salah seorang peternak unggas lokal dari Pasuruhan Jawa Timur. Kendala bisnis unggas adalah pada masalah harga pakan yang mengalami kenaikan.(Galeriukm).
Selasa, 19 Juni 2012
Peluang Usaha Olahan Singkong Menjadi Nata de Cassava
Coba Perhatikan…!!!
Harga singkong yang cukup murah
dipasaran (bahkan bisa sampai Rp 300/kg di petani singkong), lalu
setelah anda olah menjadi nata de cassava, harga jualnya bisa 3 kali
lipat dari harga bahan pokoknya.
Menarik bukan…???
Lalu apa nata de cassava?
Sudah pernah dengar nata de coco?
Makanan olahan berbahan dasar kelapa ini memang sudah dikenal luas di
masyarakat. Bentuknya yang kenyal dan rasanya yang lezat membuat makanan
ini sering dinikmati sebagai snack atau makanan penutup.
Tapi, bagaimana dengan nata de cassava?
Hampir mirip dengan nata de coco, tetapi bahan dasarnya bukan kelapa
melainkan singkong, sesuai dengan namanya. Jangan salah, nata de cassava
juga memiliki bentuk yang sama dengan nata de coco, hanya saja terdapat
rasa singkong didalamnya. Selain itu nata de cassava memiliki serat
yang cukup tinggi sehingga baik untuk sistem pencernaan bahkan cocok
untuk diet.
Kriiukk…Kriiukk…Keripik Singkong Rasa Gadung
Keripik
singkong atau ketela sangat banyak disukai oleh semua kalangan, baik
tua maupun muda, kalangan bawah ataupun kalangan atas, sebagai makanan
cemilan. Biasanya keripik singkong
atau ketela ini merupakan makanan yang disajikan untuk tamu ataupun
sebagai teman untuk ngobrol – ngobrol. Dari pangsa pasar yang sebesar
ini, sehingga pembuat keripik singkong
di Indonesia sangat banyak bermunculan, selain itu juga karena proses
pembuatan kripik singkong pun bisa dilakukan dengan cara tradisional
sekalipun.
Keripik singkong dengan beragam aneka rasa juga sangat bermunculan, mulai dari rasa gurih, manis, asem, pedas, hingga rasa lainnya. Dibandingkan dengan kripik tales, memang kripik singkong lebih banyak disukai. Karena kripik tales harganya agak lebih mahal, namun keripik tales memiliki rasa yang lebih gurih dan renyah dibanding keripik singkong.
Di daerah Sidomukti Jenawi Kab. Karanganyar Jawa Tengah, terdapat produksi keripik singkong namun memiliki rasa gadung ( gadung : sejenis umbi rasanya mirip dengan tales ). Gadung sejenis umbi yang memiliki banyak getahnya. Jika dimakan namun masih terdapat getahnya, maka akan bisa mengakibatkan rasa pusing gatal di lidah.
Jika dibuatkan keripik, proses pembersihan gadung lebih terasa sulit dengan melakukan pembersihan getah secara berulang – ulang. Rasa gadung sebenarnya mirip dengan tales yang sudah dikenal oleh masyarakat. Jika anda sudah pernah merasakan keripik tales, mungkin rasa ini sudah tidak asing lagi. Karena lebih gurih namun tidak membuat pahit atau sepet jika dimakan terus menerus.
Berbeda dengan keripik singkong, jika kita makan dalam waktu lama, dimulut akan terasa panas, atau bahkan ada yang terasa pahit atau sepet. Proses pembuatan kriiukk…kriiukk…kripik singkong rasa gadung ini sebenarnya mirip dengan proses pembuatan keripik singkong pada umumnya, namun disini singkong atau ketela melalui proses yang agak lebih lama dalam masa perendaman dan direbus. Sehingga rasa dari ketela ini akan hilang sendirinya, dan timbul rasa seperti gadung.
Ibu Warti yang juga sebagai produsen ketela rasa gadung ini, memberikan beberapa langkah untuk membuat kripik singkong rasa gadung ini.
Berikut proses pembuatan kripik singkong rasa gadung :
1. Ketela atau singkong atau ubi kayu yang sudah diambil, dibersihkan terlebih dahulu, dan dikupas kulitnya.
2. Setelah itu, ketela ini dirajang dengan mesin perajang, sehingga berbentuk bulat, tipis .
3. Setelah perajangan, ketela tersebut direbus selama beberapa jam ( 1-2 jam )
4. Kemudian dilakukan perendaman dengan air.
5. Pada proses perendaman ini dilakukan pencampuran bumbu – bumbu sesuai dengan rasa yang diinginkan, bumbu tersebut seperti : garam, bawang, dll.
6. Setelah itu, ketela kembali dikukus atau di uapkan dengan waktu secukupnya. Hingga terlihat warna agak kekuning – kuningan.
7. Setelah proses penguapan selesai, baru dilakukan penggorengan.
Rasa ketela akan hilang selama proses perendaman dan perebusan secara berulang – ulang tersebut. Dengan demikian rasa gadung yang hampir tidak memiliki rasa, dapat dimunculkan pada ketela ini. Resep ini dapat Anda jadikan sebagai peluang bisnis yang menjanjikan bagi Anda.
Sumber: Tim BisnisUKM
Keripik singkong dengan beragam aneka rasa juga sangat bermunculan, mulai dari rasa gurih, manis, asem, pedas, hingga rasa lainnya. Dibandingkan dengan kripik tales, memang kripik singkong lebih banyak disukai. Karena kripik tales harganya agak lebih mahal, namun keripik tales memiliki rasa yang lebih gurih dan renyah dibanding keripik singkong.
Di daerah Sidomukti Jenawi Kab. Karanganyar Jawa Tengah, terdapat produksi keripik singkong namun memiliki rasa gadung ( gadung : sejenis umbi rasanya mirip dengan tales ). Gadung sejenis umbi yang memiliki banyak getahnya. Jika dimakan namun masih terdapat getahnya, maka akan bisa mengakibatkan rasa pusing gatal di lidah.
Jika dibuatkan keripik, proses pembersihan gadung lebih terasa sulit dengan melakukan pembersihan getah secara berulang – ulang. Rasa gadung sebenarnya mirip dengan tales yang sudah dikenal oleh masyarakat. Jika anda sudah pernah merasakan keripik tales, mungkin rasa ini sudah tidak asing lagi. Karena lebih gurih namun tidak membuat pahit atau sepet jika dimakan terus menerus.
Berbeda dengan keripik singkong, jika kita makan dalam waktu lama, dimulut akan terasa panas, atau bahkan ada yang terasa pahit atau sepet. Proses pembuatan kriiukk…kriiukk…kripik singkong rasa gadung ini sebenarnya mirip dengan proses pembuatan keripik singkong pada umumnya, namun disini singkong atau ketela melalui proses yang agak lebih lama dalam masa perendaman dan direbus. Sehingga rasa dari ketela ini akan hilang sendirinya, dan timbul rasa seperti gadung.
Ibu Warti yang juga sebagai produsen ketela rasa gadung ini, memberikan beberapa langkah untuk membuat kripik singkong rasa gadung ini.
Berikut proses pembuatan kripik singkong rasa gadung :
1. Ketela atau singkong atau ubi kayu yang sudah diambil, dibersihkan terlebih dahulu, dan dikupas kulitnya.
2. Setelah itu, ketela ini dirajang dengan mesin perajang, sehingga berbentuk bulat, tipis .
3. Setelah perajangan, ketela tersebut direbus selama beberapa jam ( 1-2 jam )
4. Kemudian dilakukan perendaman dengan air.
5. Pada proses perendaman ini dilakukan pencampuran bumbu – bumbu sesuai dengan rasa yang diinginkan, bumbu tersebut seperti : garam, bawang, dll.
6. Setelah itu, ketela kembali dikukus atau di uapkan dengan waktu secukupnya. Hingga terlihat warna agak kekuning – kuningan.
7. Setelah proses penguapan selesai, baru dilakukan penggorengan.
Rasa ketela akan hilang selama proses perendaman dan perebusan secara berulang – ulang tersebut. Dengan demikian rasa gadung yang hampir tidak memiliki rasa, dapat dimunculkan pada ketela ini. Resep ini dapat Anda jadikan sebagai peluang bisnis yang menjanjikan bagi Anda.
Sumber: Tim BisnisUKM
Usaha Keripik Singkong Pedas, Untungnya Mengalir Deras
Keripik singkong merupakan salah satu produk makanan ringan
yang banyak digemari konsumen. Rasanya yang renyah dan murahnya harga
yang ditawarkan menjadikan produk tersebut sebagai alternatif tepat
untuk menemani waktu santai Anda bersama rekan dan keluarga.
Seiring dengan meningkatnya permintaan konsumen, kini keripik singkong mulai diinovasikan menjadi keripik pedas dengan beberapa tingkatan level. Meskipun trend tersebut belum lama dikenal masyarakat luas, namun perkembangannya sudah sangat pesat, sehingga banyak produsen keripik singkong mulai beralih jalur dengan menambahkan ekstra pedas pada produk keripik yang diciptakannya.
Sejatinya, produk keripik singkong pedas bukan barang baru bagi masyarakat Indonesia. Namun dengan menambahkan sedikit inovasi dalam hal peningkatan level rasa pedas yang ditawarkan, kini keripik tersebut banyak dicari konsumen dan menjadi salah satu peluang bisnis menarik yang menjanjikan untung besar bagi pelakunya.
Konsumen
Rata-rata penggemar berat makanan pedas adalah kalangan remaja atau anak muda. Anda bisa menjadikannya sebagai target pasar yang sangat potensial, dengan cara menawarkan beberapa level rasa pedas untuk memenuhi permintaan para konsumen.
Seiring dengan meningkatnya permintaan konsumen, kini keripik singkong mulai diinovasikan menjadi keripik pedas dengan beberapa tingkatan level. Meskipun trend tersebut belum lama dikenal masyarakat luas, namun perkembangannya sudah sangat pesat, sehingga banyak produsen keripik singkong mulai beralih jalur dengan menambahkan ekstra pedas pada produk keripik yang diciptakannya.
Sejatinya, produk keripik singkong pedas bukan barang baru bagi masyarakat Indonesia. Namun dengan menambahkan sedikit inovasi dalam hal peningkatan level rasa pedas yang ditawarkan, kini keripik tersebut banyak dicari konsumen dan menjadi salah satu peluang bisnis menarik yang menjanjikan untung besar bagi pelakunya.
Konsumen
Rata-rata penggemar berat makanan pedas adalah kalangan remaja atau anak muda. Anda bisa menjadikannya sebagai target pasar yang sangat potensial, dengan cara menawarkan beberapa level rasa pedas untuk memenuhi permintaan para konsumen.
MENUAI HASIL DI DAERAH TERPENCIL...
MENUAI HASIL DI DAERAH TERPENCIL
Oleh : Ir. Arsyad Nur
(Pengawas Bibit Ternak Ahli Muda)
Oleh : Ir. Arsyad Nur
(Pengawas Bibit Ternak Ahli Muda)
Kelompok
Tani Tunas Muda terletak di Dusun Lampehong Desa Teluk Nilau Kecamatan
Pangabuan Kabupaten Tanjab Barat Provinsi Jambi. Dari Kota Jambi
menempuh perjalanan darat lebih kurang 2 jam, kemudian dilanjutkan
dengan kendaraan air (pompong) selama lebih kurang setengah jam. Dilihat
dari aspek pemasaran, wilayah kelompok tani Tunas Muda sangat
strategis, karena berbatasan dengan salah satu Kecamatan dari Provinsi
Kepulauan Riau yakni Pulau Kijang. Hal sangat menguntungkan karena
disamping dapat memenuhi pasar lokal, juga setiap harinya pedagang dari
Pulau Kijang datang ke Kelompok Tunas Muda untuk membeli ternak
Kambing.
Secara umum budidaya ternak kambing di Kelompok Tunas Muda selama 4 tahun terakhir berjalan dengan lancar. Pemeliharaan ternak dilakukan secara semi intensif didalam kandang panggung dan sesekali ternak kambing tersebut dilepas sambil diawasi oleh peternak. Hal ini dilakukan agar ternak kambing jangan sampai merusak tanaman disekitarnya serta menjaga ternak agar jangan terperosok kedalam parit-parit yang dibangun disekitar kebun. Pakan hijauan yang tersedia ádalah rumput alam dan unggul, selain itu juga diberikan konsentrat sebagai pakan tambahan berupa dedak karena daerah ini merupakan daerah penghasil padi.
Keberhasilan
kelompok tani Tunas Muda dalam budidaya ternak kambing mengakibatkan
tingginya minat masyarakat khususnya dalam wilayah Kabupaten Tanjab
Barat dan sekitarnya untuk mendapatkan ternak kambing dari daerah ini,
bahkan ada pedagang ternak dari Pulau Kijang yang ingin mitra dengan
Kelompok Tunas Muda yakni menyediakan kambing 20-30 ekor per bulan. Hal
ini merupakan tantangan bagi kelompok untuk lebih maju dan mencari
solusi agar perkembangan produksi dan productivitas ternak lebih baik
yakni melalui teknologi Inseminasi Buatan.
PENGEMBANGAN TERNAK
ASPEK HULU
1. Pengadaan Bibit
Pada
mulanya ternak kambing yang ada pada masyarakat berasal dari milik
sendiri dan pada tahun 2004 mendapatkan ternak gaduhan dari Dinas
Peternakan Kabupaten Tanjab Barat sebanyak 40 ekor dan saat ini telah
menjadi 96 ekor. Masyarakat sangat antusias dengan keberhasilan IB
kambing, sehingga mereka menginginkan perkawinan ternak kambing melalui
Inseminasi Buatan. Hal ini dikarenakan ternak kambing hasil IB lebih
besar daripada ternak kambing PE biasa. Untuk mendapatkan semen beku
kambing, peternak harus menjemput ke Desa Teluk Nilau dengan kendaraan
air selama 30 menit atau berjalan lebih kurang 2 jam melalui jalan
darat (jika air surut).
2. Pengadaan Pakan dan Sarana Penunjang
Pakan
untuk ternak kambing merupakan rumput alam dan unggul yang tersedia di
kebun-kebun masyarakat. Pemberian konsentrat berupa dedak dibeli sendiri
oleh masing-masing anggota kelompok, karena pada umumnya mereka
memiliki sawah sendiri.
Untuk
pengobatan ternak, telah dilakukan sendiri oleh kelompok. Obat dibeli
kelompok melalui fasilitasi dokter hewan yang tinggal di Desa Teluk
Nilau. Untuk penyakit yang harus diobati oleh Dokter Hewan, kelompok
langsung menelpon melalui HP.
ASPEK BUDIDAYA
Budidaya
ternak kambing pada Kelompok Tunas Muda ádalah jenis kambing PE dan
kacang. Kepemilikan ternak selama 3 tahun terakhir menunjukan
peningkatan yakni pada tahun 2004 dengan populasi lebih kurang 200 ekor,
tingkat kepemilikan ternak hanya 5-7 ekor, sedangkan saat ini telah
mencapai 5-14 ekor. Tenaga kerja yang terlibat pada budidaya ternak
kambing secara umum adalah kepala keluarga dan sebagian kecil dibantu
oleh anak mereka. Pada umumnya model kandang yang digunakan ádalah
kandang panggung dengan luas kandang bervariasi tergantung jumlah ternak
yang dipelihara.
Sesuai
dengan mata pencaharian dibidang pertanian, beberapa orang peternak
telah memanfaatkan limbah ternak kambing berupa kotoran dan air seni
untuk dijadikan pupuk sayuran. Untuk mendapatkan limbah kotoran yang
dicampur dengan air seni (kencing) ternak yakni pada setiap kandang
disediakan plastik untuk menampung kotoran dan air seni ternak kambing
dibawah lantai kandang (lantai kandang dari bambu dengan ukuran tidak
rapat (jarang), kemudian disalurkan ketempat penampungan. Selama
maksimal 1 bulan didiamkan, kemudian dapat digunakan untuk pupuk.
Pemanfaatan limbah ini merupakan hasil studi banding kelompok Tunas
Muda ke salah satu kelompok di Sumatera Barat. Hasil pengolahan limbah
ini dinamakan “ Pupuk Cirkam”.
Dalam
rangka meningkatkan productivitas ternak kambing, telah dilatih Ketua
Kelompok Tunas Muda yakni Bapak Jamaluddin sebagai inseminator IB
kambing pada tahun 2005. Hasil pelatihan tersebut telah dilaksanakan
pada 13 ekor ternak kambing miliknya dan anggota lainya. Dari
pelaksanakan IB tersebut telah lahir 1 (satu ekor ternak jantan
persilangan PE (Induk) dengan semen beku Boer dari Lampung, sedangkan 7
ekor diantaranya sedang bunting.
Untuk
mengatasi penyakit, ditangani sendiri oleh ketua kelompok, sedangkan
penyakit yang memerlukan dokterhewan dilakukan komunikasi langsung
melalui HP, karena Dokter Hewan tinggal jauh dari kelompok.
Sebagai
salah satu kelompok kambing yang berhasil di Kabupaten Tanjung Jabung
Barat, keberadaan kelompok sebagai produsen ternak kambing telah dapat
memenuhi kebutuhan pasar lokal dan pasar tetangga lainnya seperti Pulau
Kijang Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Secara umum peternak selama 3
tahun terakhir jarang membeli ternak baru, karena mereka masih punya
induk yang rata-rata melahirkan 3 kali setahun. Disamping itu ada
beberapa peternak yang dipercaya oleh pemilik modal untuk menggaduhkan
ternaknya. Sedangkan ternak yang terjual selama tiga tahun terakhir
tidak tercatat dengan baik, namun rata-rata setiap bulan 20-30 ekor. Hal
ini akan melonjak pada Hari Raya Qurban. Modal usaha yang digunakan
merupakan modal sendiri, belum pernah mendapat pinjaman dari lembaga
keuangan lainnya.
ASPEK HILIR
Kelompok
Tani Tunas Muda dalam pemasaran kambing dalam bentuk ternak hidup,
belum ada dalam bentuk produk olahan. Sistem pemasaran yang dilakukan
adalah anggota kelompok menyerahkan sepenuhnya penjualan ternak kambing
melalui kelompok dan selanjutnya pedagang datang kepada kelompok.
ASPEK KELEMBAGAAN
Dalam
meningkatkan komunikasi antar anggota kelompok, dilaksanakan pertemuan
rutin setiap bulan. Untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan anggota
kelompok selain mendapatkan pembinaan dari Dinas Pertanian dan
Peternakan Kabupaten Tanjab Barat, pelatihan yang dilaksanakan BPP, juga
telah dilaksanakan studi banding ke Sumatera Barat dalam pemanfaatan
limbah kotoran ternak kambing.
PRESTASI YANG PERNAH DIRAIH
Prestasi
yang pernah diraih oleh Kelompok tunas Muda adalah Juara I Lomba
Kelompok Ternak Kambing Tingkat Kabupaten Tanjab Barat Tahun 2007 dan
Juara I Lomba Kelompok Ternak Kambing Tingkat Provinsi Jambi Tahun 2007.
Budidaya lele lebih menguntungkan
Budidaya ikan lele lebih menguntungkan dibanding ikan lainnya. Karena, waktu pemeliharaannya lebih pendek.
Munurut Lamo, seorang pembudidaya ikan Lele di Balandean Dalam, Kecamatan Alalak, Batola, ikan lela sudah dapat dipanen sekitar 2,5 bulan dengan berat sekitar enam ekor satu kilo.
Selain waktunya pendek, kata Lamo, ongkos pemeliharaan tidak terlalu besar. Untuk 10 ribu bibit hanya diperlukan Rp 2 juta sampai panen.
Permintaan ikan lele cukup besar. "Kita pernah diminta menyediakan lele dalam satu minggu 500 kilogram," kata Lamo, yang memiliki kolam budidaya cukup banyak di Balandean Dalam.
Beternak Ayam Kampung adalah salah satu bentuk usaha memelihara hewan atau ternak peliharaan yang bisa menopang perekonomian hidup kita sehari-hari.
Usaha ternak ayam kampung bisa
diusahakan dalam skala kecil-kecilan ataupun besar-besaran tergantung
modal yang tersedia. Namun kadang kita bingung untuk memulai usaha ini
karena sering dihantui berbagai macam rintangan, kendala dan ketakutan
lainnya. Rintangan dan kendala yang biasanya muncul sebelum kita memulai
usaha beternak ayam kampung antara lain bagaimana agar ayam kampung
bisa tetap hidup? Bagaimana jika ayam kampung sakit? Dari mana
mendapatkan modal? Terus bagaimana kalau rugi? undefinedBagaimana kalau
ini, kalau itu dan kalau-kalau yang lainnya.
Beternak ayam kampung sudah lama
dilakukan oleh masyarakat kita, sehingga cara dan teknik beternak
sebenarnya tidak perlu kami angkat ke permukaan. Akan tetapi seiring
dengan berkembangnya zaman dan permintaan akan produk ini (daging dan
telur) yang tidak sebanding dengan tingkat produksi maka kiranya perlu
masalah ini kami angkat kembali terutama untuk yang ingin memulai usaha
beternak ayam kampung. Untuk mengatasi permasalahan tersebut tidak ada
pilihan lain kecuali dengan mengubah cara beternak kita. Masyarakat kita
selama ini menggunakan model pemeliharaan beternak ayam kampong secara
ekstensif (diumbar) dan memang sudah semestinya kita mulai berganti
minimal dengan model pemeliharaan semiintensif atau lebih-lebih bisa
meningkat menjadi intensif.
Berikut adalah langkah-langkah yang bisa membantu anda untuk memulai usaha beternak ayam kampong:
Bangun keyakinan
Membangun keyakinan untuk memulai usaha
ternak ayam kampung bukanlah hal yang gampang apalagi untuk orang yang
tidak mempunyai latar belakang beternak sama sekali. Belakangan banyak
kalangan yang memutar haluan untuk terjun di bisnis ini yang notabene
bukan berlatar belakang seorang peternak. Mereka kebanyakan hanya bisa
menangkap peluang tapi belum tahu cara beternak benar. Para usahawan
yang bermodal tebal, orang yang mau pensiun ramai-ramai merintis usaha
ini. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kekuatan (modal, mental dan
sebagainya) dan siap dengan resiko dan kendala yang akan di alami.
Sehingga resep jitu untuk membangun kenyakinan adalah dengan
memaksimalkan kekuatan dalam diri kita dan siap dengan resiko yang akan
di alami.
Singkirkan rintangan!
Semua bentuk usaha manusia di dalamnya
dibutuhkan pengorbanan (ikhtiar), setelah itu kita hanya bisa pasrah
bertawakkal kepada yang Maha Memberi Rezeki. Tidak perlu pergi ke dukun,
orang pintar, paratidaknormal, dan sebagainnya agar usaha kita membawa
keberhasilan karena hal itu akan membuat kita menjadi musryik bagi orang
Islam. Akhir dari bentuk usaha yang akan kita jalankan adalah sukses
(untung) dan gagal (rugi) tergantung bagaimana manajemen kita dalam
mengendalikan usaha. Begitu juga kalau kita akan memulai usaha ternak
yang pastinya kita harus sedikit faham dan menjadi suatu keharusan untuk
belajar akan seluk beluk dan liku-liku cara beternak. Yang perlu
dicatat adalah kita harus membedakan usaha barang mati dengan barang
hidup. Dengan berbekal sedikit pengetahuan dari membaca, mengikuti
pelatihan atau training, berkunjung atau magang langsung ke peternakan
kami rasa sudah cukup sebagai modal pertama untuk memulai usaha. Modal
keuangan kami rasa ‘gampang’, tapi yang paling sulit adalah modal
mental termasuk didalamnya adalah sikap siap menerima resiko usaha.
Berbeda jika kita sudah menjalani satu siklus usaha, di sana kita akan
banyak mendapatkan pengalaman dan kita bisa melakukan evaluasi usaha
kita. Kalau rugi kenapa dan kalau untung apa tidak bisa ditingkatkan
pada siklus kedua atau berikutnya. Singkirkan rintangan dan tanamkan
dalam diri kita sikap percaya diri untuk memulai usaha kita dengan modal
seadanya, jangan terlalu muluk-muluk dan angan-angan yang belum jelas
akhirnya.
Tentukan pilihan usaha
Setelah permintaan daging dan telur ayam
kampung tidak sebanding dengan tingkat produksinya, masyarakat kita
mulai membedakan usaha antara beternak ayam kampung untuk tujuan
pedaging dan tujuan telur. Penting kiranya sejak dari awal kita sudah
menfokuskan diri memilih usaha apa yang akan kita rintis. Karena dengan
mengetahui tujuan usaha yang jelas kita akan semakin mudah dalam
mengatur usaha kita serta mengambil langkah yang jelas pula. Janganlah
memulai suatu usaha dengan tujuan yang tidak jelas karena hanya akan
membawa hasil akhir yang tidak jelas pula. Banyak bertanya tentang ke
dua pilihan usaha tersebut kepada pelaku usaha atau orang yang punya
pegalaman akan usaha tersebut. Singkirkan sikap sok pintar, sok pandai,
sok pengalaman dalam diri kita kalau ingin berhasil.
Menentukan lokasi usaha
Menentukan lokasi usaha ibarat kita akan
memilih rumah atau tempat tingga untuk keluarga kita. Biasanya ada dua
masalah dalam penentuan lokasi usaha ini yaitu calon peternak yang sudah
mempunyai persiapan lahan dan calon peternak yang belum mempunyai
lahan. Factor penentuan lokasi usaha seringkali diabaikan oleh calon
peternak sehingga seringkali juga kita mendengar ada usaha peternakan
yang berhenti ditengah jalan lantaran mendapat protes dari masyarakat
sekitar dan tentu ini sangat merugikan. Secara umum lokasi untuk
beternak ayam kampung dapat diusahakan di mana saja, akan tetapi kalau
kita bisa memilih lokasi yang nyaman bagi ternak dan nyaman pula untuk
masyarakat tentu itu sesuatu yang arif dan bijaksana. Lokasi untuk
beternak ayam kampung sebisa mungkin terpisah dari permukiman penduduk
minimal 10 meter. Yang perlu kita pertimbangkan adalah limbah bau
amoniak yang ditimbulkan jangan sampai mengganggu warga sekitar. Lokasi
juga kalau bisa dekat dengan sumber air, sarana produksi ternak
(sapronak), pasar , transportasi mudah, dan aman.
Waktu memulai usaha
Pertanyaan selanjutnya adalah kapan kita
akan memulai usaha? Usaha beternak ayam kampung dapat dimulai kapan
saja asal semua factor pendukung usaha siap dan tersedia minimal bibit,
pakan dan kandang. Tersedianya bibit, pakan, dan kandang saja belum
cukup kalau tidak dibarengi dengan informasi pasar yang jelas. Waktu
yang sedikit tepat untuk memulai usaha beternak ayam kampung adalah 2-3
bulan sebelum hari raya Iedul Fitri (lebaran), imlek dan tahun baru
masehi. Mengapa? Karena pada waktu itu permintaan daging ayam kampung
rata-rata meningkat sehingga kita tidak khawatir produksi kita tidak
laku terjual.
Manajemen usaha
Bibit ayam kampung (DOC) dapat diperoleh
dengan beberapa cara antara lain dengan menetaskan sendiri atau
langsung membeli DOC dari produsen terpercaya. Kalau anda menetaskan
sendiri itu lebih baik dan lebih menguntungkan pula. Akan tetapi untuk
menetaskan telur sendiri perlu sedikit keahlian dan biaya untuk membeli
mesin penetas telur. Untuk praktisnya membeli DOC langsung mungkin jalan
terbaik, dan seiring dengan bertambahnya waktu bisa mencoba menetaskan
sendiri.
Pakan untuk ayam kampung sebenarnya cukup sederhana saja, akan tetapi kalau kita mempertimbangkan waktu dan keuntungan kiranya perlu membuat terobosan atau mencari sumber pakan berkualitas dengan harga murah. Jangan tertipu pakan jadi dengan harga murah, tapi kalau murah berkualitas tidaklah masalah.
Kandang untuk beternak ayam kampung cukup dibuat sederhana saja, akan tetapi kalau sudah yakin usaha kita akan dapat berjalan terus dalam waktu lama maka membangun kandang permanen adalah suatu keharusan. Kandang permanen biasanya akan terawat lebih baik daripada kandang yang bersifat sementara. Yang menjadi patokan dalam membangun kandang adalah arah kandang, dan kepadatan kandang. Kandang ayam kampong dapat dibuat berdasarkan fase pemeliharaan (bok, ren, atau postal).
Pencegahan dan penanganan penyakit adalah hal yang tak kalah pentingnya dalam usaha peternakan ayam kampong. Lebih baik mencegah daripada mengobati adalah prinsip yang harus dipegang oleh peternak untuk masalah ini. Mengapa? Usaha pencegahan jauh lebih murah biayanya daripada biaya yang kita keluarkan untuk mengobati. Usaha pencegahan penyakit ini bisa dilakukan antara lain dengan menerapkan program sanitasi yang ketat, biosecurity, dan program vaksinasi. Sedangkan untuk usaha penanganan penyakit adalah dengan melakukan penanganan atau tindakan yang benar dalam mengobati penyakit.
Pakan untuk ayam kampung sebenarnya cukup sederhana saja, akan tetapi kalau kita mempertimbangkan waktu dan keuntungan kiranya perlu membuat terobosan atau mencari sumber pakan berkualitas dengan harga murah. Jangan tertipu pakan jadi dengan harga murah, tapi kalau murah berkualitas tidaklah masalah.
Kandang untuk beternak ayam kampung cukup dibuat sederhana saja, akan tetapi kalau sudah yakin usaha kita akan dapat berjalan terus dalam waktu lama maka membangun kandang permanen adalah suatu keharusan. Kandang permanen biasanya akan terawat lebih baik daripada kandang yang bersifat sementara. Yang menjadi patokan dalam membangun kandang adalah arah kandang, dan kepadatan kandang. Kandang ayam kampong dapat dibuat berdasarkan fase pemeliharaan (bok, ren, atau postal).
Pencegahan dan penanganan penyakit adalah hal yang tak kalah pentingnya dalam usaha peternakan ayam kampong. Lebih baik mencegah daripada mengobati adalah prinsip yang harus dipegang oleh peternak untuk masalah ini. Mengapa? Usaha pencegahan jauh lebih murah biayanya daripada biaya yang kita keluarkan untuk mengobati. Usaha pencegahan penyakit ini bisa dilakukan antara lain dengan menerapkan program sanitasi yang ketat, biosecurity, dan program vaksinasi. Sedangkan untuk usaha penanganan penyakit adalah dengan melakukan penanganan atau tindakan yang benar dalam mengobati penyakit.
Pemasaran
Anda tidak perlu bingung untuk
memasarkan panenan ayam kampung baik berupa daging atau telurnya,
insyaallah banyak jalan. Pasar tradisional, warung penyedia menu spesial
ayam kampung, pengepul, pembeli ayam kampung keliling (obrok) tidak
pernah berhenti untuk membeli produk ini. Kalau terdapat banyak peternak
di suatu tempat atau wilayah maka sebaiknya membentuk suatu komunitas
(asosiasi atau paguyuban) semisal koperasi peternak ayam kampung atau
semisalnya. Insyaallah banyak manfaat kalau kita bergabung dengan
koperasi atau paguyuban di antara salah satunya adalah untuk mengatasi
masalah pemasaran produk.
Ide Jitu Usaha Otak-otak ikan Tengiri "Desa Kelong"
ide Jitu Usaha Otak-otak ikan Tengiri belum banyak yang mengetahui tapi sebenarnya makanan yang satu ini sangatlah prospek untuk dijual beli dan tentunya bisa meraup keuntungan yang sangat besar. Otak-otak adalah satu makanan yang saya suka selain Siomay, Bakso Sapi, Pempek, dan Mie Ayam. Bakso Sapi sudah lama juga tidak makan sebab ngeri juga dengan berbagai isyu seperti Bakso Tikus, Bakso Babi, dsb. Padahal saya sukanya bakso sapi. Jadi kalau ada resepnye, mendingan buat sendiri jadi hati lebih tentram.
Berikut adalah resep cara membuat Otak-otak Ikan Tenggiri dari Dapur Kita, Kompas Minggu, 2 Agustus 2009.
Bahan-bahan:
- 250 gram daging ikan tenggiri
- 1 putih telur ayam
- 2 Sendok Makan Tepung Kanji
- Merica dan garam secukupnya
- 6 bawang merah yang sudah digerus
- 2 batang daun bawang diiris halus
- Daun pisang dan biting untuk membungkus
Daging ikan ditumbuk sampai legit. Bubuhi merica, garam, dan putih telur, ratakan. Tambah tepung kanji dan irisan daun bawang. Bubuhi santan sampai merupakan bubur sum-sum. Jika kurang lemas, tambahkan santan secukupnya.
Ambil daun pisang, potong persegi. Taruh 1 SDM adonan tersebut, gulung, lalu tutup kedua ujungnya dengan biting. Jika semua sudah dibungkus, panggang di atas api arang sambil dibolak-balik sampai matang. Otak-otak dapat juga dikukus dulu, baru dipanggang sampai berbau wangi. Biasanya disajikan dengan bumbu kacang (kalau menurut Dapur Kompas pakai sambal cuka).
Sambal Cuka
Bahan-bahan:
- 3 butir kemiri digoreng lalu digerus
- 6 siung bawang putih
- 2 lombok merah
- 2 lombok rawit
- Gula, garam, dan cuka secukupnya
Semua bahan digerus, bubuhi cuka dan sedikit air matang, ratakan. Bumbu ini cair, terasa pedas, asing, manis, dan asam.
Di Bawah adalah alternatif resep Masakan Otak-otak:
OTAK-OTAK IKAN TENGGIRI
Resep kiriman Nia Adjie.
Bahan:
* 250 g daging tenggiri/kakap, haluskan
* 100 g tepung tapioka
* 100 cc santan dari 1/2 btr kelapa
* 1 putih telur
* 10 btg daun kucai, iris halus
* 1/2 sdt garam
* 1/2 sdt merica bubuk
* 1 sdt gula pasir
* daun pisang untuk bungkus
Cara membuat:
Campur daging ikan, tepung tapioka, garam,
gula, merica, gula dan santan jadi satu, aduk rata.
Tambahkan putih telur dan daun kucai, aduk rata.
Ambil 1-2 sdm adonan, gulung dengan
selembar daun pisang, semat ujung2nya,
panggang diatas bara api/ dalam oven
dengan api atas sampai matang.
Hidangkan dengan sambal kacang.
Sambal kacang:
Haluskan 50 gr kemiri sangrai,
25 gram kacang goreng, 2 buah
cabai merah, dan 5 buah cabai rawit,
campur dengan 100 cc air matang, garam,
gula pasir, dan cuka menurut selera.
Langganan:
Postingan (Atom)