Kunjungi Ternak Kami Di Dabo Singkep Propinsi Kepulawan riau Kabupaten Daik Lingga,Jln Berindat Rt 01 Rw 01 Nama Group MITRA JAYA Atas Nama Randa/Bos Untuk pemesanan bebek Dan Ayam potong Hub Kami 082388087834 085765034099 Kunjungi Peta Daerah kami

Minggu, 01 Juli 2012

P E L U A N G BISNIS M E L A L U I USANA TERMAK AUAM B U K A N R A S K A S U S KEEURWWAN JAGAK14flSA J A T A S E L A T A N


 R. Kurnia Achjadi 2 ,  
Abdulgani A.  Siregar 3 1
Amiruddin Saleh * )
Pembangunan peternakan terus  dilanjutkan  melalui
peningkatan  usaha  diversifikasi,  intensifikasi  ternak,
didukung oleh usaha pengembangan dan pemanfaatan ilmu penge-
tahuan  serta teknologi. Perhatian  khusus  perlu  diberikan
pada pengembangan peternakan rakyat  dengan  meningkatkan
peran  koperasi serta keikutsertaan swasta.  Pembangunan
peternakan  dilakukan untuk meningkatkan pendapatan  petani
peternak, mendorong diversifikasi pangan dan perbaikan mutu
gizi masyarakat serta mengembangkan ekspor  (GBHN 1993).
Ayam bukan ras atau ayam lokal merupakan plasma nutfah
Indonesia yang  sangat potensial  untuk  dikembangkan,  secara
geografis populasinya menyebar hampir d i  s e l u r u h  pedesaan.
Tujuan pemeliharaan ayam buras di pedesaan hingga  saat
ini masih  beragam  bergantung kepada keadaan  sosial  ekonomi
pemelihara serta keadaan  lingkungan  sekitarnya.  Dari
berbagai  pengalaman  selama  ini  terlihat bahwa berbagai
pengaruh  lingkungan melakukan  interaksi membentuk  kreativi-
tas, sikap dan motivasi pemeliharaan ayam buras.
Telah  banyak  dilakukan  upaya  pengembangan ayam  buras
oleh  Instansi  terkait  baik melalui  INTAB,  PKT,  PPWT  dan
sebagainya, yang bertujuan untuk meningkatkan gizi masyara-
k a t   serta peningkatan pendapatan. Namun  dalam  pelaksa-
naannya sulit untuk dilakukan monitoring dan evaluasi keber-
hasilannya,  walaupun  program  tersebut  menggunakan sistem
bergulir  (revolving).
Disampaikan  pada Lokakarya Pengalaman Empirik  Institut Pertanian
Bogor dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan, LPM IPB, 1 0  Juli 1993.
2 ,   Staf  Pengajar  Jurusan Reproduksi  dan  Kebidanan  Fakultas Kedokteran
Wewan IPB dan Sekretaris Pusat Pengembangan Wilayah LPM  IPB.
3 ,   Staf Pengajar Jurusan Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veter-
iner Fakultas Kedokteran Hewan  IPB can Kepala Pusat P3M LPM IPB
4 ,   Staf  Pengajar  Jurusan  Sosial .Ekonomi Peternakan  Fakultas  Peternakan
d a n  Sekretaris Pusat P3M LPM IPB Dalam  upaya  menelusuri potensi produksi  serta aspek
ekonomi ternak ayam buras sebagai bagian  dari  program per-
baikan  gizi  masyarakat sekaligus pengentasan  kerniskinan,
perlu  dikaji  sampai  sejauh  mana ternak ayam  buras  dapat
diandalkan  sebagai upaya  untuk  meningkatkan  pendapatan
masyarakat kecil, keterpaduan antara komponen petani peter-
nak, proses produksi dan pemasaran dalam wadah Unit Ekonomi
Desa yang mengarah k e  bentuk koperasi.
11. G M B A B A N  P R O G R m  P E N G E M B A N G A N  A U A M  B U R A S
Y m G  D I L A K U K W  LPM IPB S E L   PELITA V
Kegiatan  usaha ayam  buras yang dilakukan  oleh  LPM  IPB
merupakan kegiatan penunjang dalam dinamika kegiatan perta-
nian atau  masyarakat  desa/kota  lainnya,  yang  diarahkan
kepada  perbaikan teknologi, perbaikan  sumberdaya manusia
melalui  pendekatan skala  usaha  yang  lebih  ekonomis,  d a n
merupakan  pengisian program  kerjasama  terutama dengan
Pemerintah DT I1 Kabupaten Bogor, Sukabumi dan DKI Jakarta.
2.1. Lokasi Program
Perkembangan lokasi (wilayah) program pemeliharaan ayam
buras  sejak  tahun  1987 sampai tahun 1992  terlihat  pada
Tabel 1..
Tabel 1.  Perkembangan Lokasi Pemeliharaan Ayam Buras
1987-1992
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ - - _ _ - _ - - - - - - - - - - - _   _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ - _ _ _ _ - - - - - _ _ - - - - - - - - - - -
Tahun Anggaran  Lokasi
1987/1988  Kecamatan
1988/1989  Kecarnatan
Kecamatan
1989/ 1995  Kecamatan
1990/1991  Kecainatan
1991/1992  Kecamatan
1992/ 1993  Kecamatan
1992/ 1993  Kecamatan
Parungpanjang, Kab. Bogor
Sagaranten, Kab. Sukabumi
Kalapanunggal, Kab. Sukabumi
Sagaranten, Kab. Sukabumi
Sagaranten, Kab. Sukabumi
Cisolok, Kab. Sukabumi
jaqakarsa, DKI Jakarta
Dramaga, Kab. Bogor 2.2. Keterkaitan Program
Program  usaha  ayam  buras  terkait dengan  wawasan pro-
gram, antara lain:
a. Program Pengembangan Wilayah Lahan Kering Secara Terpadu
b.  Program Pengembangan Desa Pantai
c. Program Pasea KKN
2.3.  Pendekatan Program
Sebagai modifikasi dari bentuk program  ayam buras yang
telah dilakukan oleh instansi terkait, maka LPM IPB mencoba
melakukan  upaya pemeliharaan ayam  buras  melalui berbagai
pendekatan, antara lain:
2.3.1.  Pendekatan Teknis
Perbaikan pola pemeliharaan ayam buras melalui  aspek
pernilihan  bibit,  bentuk  kandang,  pola  pemberian
pakan, manajemen  pemeliharaan  anak  ayam  dengan  teE-
nologi  pisah  dini,  pemanfaatan  teknologi  induk
buatan  (mesin tetas) dan aspek pencegahan penyakit.
2.3.2. Pendekatan Aqribisnis
- Penerapan  skala  usaha  yang  efisien  dan  Pembinaan
pelembagaan.  Dalam ha1 ini diperlukan hitungan yang
cermat dengan nilai tambah yang tidak utopi.
Melalui pendekatan ini secara utuh dilakukan peruba-
han  ratio  penyebaran  bantuan  ayam  buras  yaitu  100
ekor betina dan 10 ekor jantan, yang dikelola oleh 5
orang anggota warga masyarakat dalam bentuk kelompok.
-  Bantuan  sarana  produksi terutama  kandang,  pakan
selama 2-3  bulan dan pencegahan penyakit terutama MD
selama 2  periode vaksinasi.
- Aspek  pemasaran  melalui petani peternak  yang telah
maju mengusahakan ayam buras, atau langsung k e  konsu-
men masyarakat pengguna sebagai konsumen akhir, baik
berupa  konsumen lembaga  (seperti:  jamu  gendong,
penjual  bubur  ayam, dan  sebagainya) maupun  konsumen
individu (rumah tangga).
Bila perhitungan butir  (1) dan (2) sudah ada standar-
nya, pihak Bank atau sponsor lain fkalangan Pemerintahl
Swasta)  meyakini  standar itu,  tentunya  harus  bisa
mengeluarkan kredit/bantuan permodalan.
Secara umum Tahap pembinaan kepada kelompok ternak ayam
buras mengikuti alur Pola Pemeliharaan Ayam Buras, yang
ilustrasinya adalah sebagai berikut: PROSES PRODUKSI
Lahan dan Air
Sumberdaya Manusia
Pembinaan Instansi Terkait
,  *
Budidaya (pakan, pencegahan penyakit,
breeding, dsb)
Dana
Limbah dan lingkungan
P A S C A   PRODUKSI
Pengembangan Usaha/Pemasaran
Pasca Panen
Pengembangan Kegiatan Kelembagaan
*
*
Gambar: Alur Pola Pemeliharaan Ayam Buras
2 . 3 . 3 .   Pendekatan Terpadu
Dari berbagai pengalaman menunjukkan bahwa pemeliharaan
ayam  buras  dari segi teknis  saja  tidaklah  cukup,  se-
hingga  memerlukan aspek pendekatan lain baik berupa
ekonomi, sosial dan kelembagaan. Unsur manusia dalam
kelembagaan  mengarah  kepada  kerjasama  kelompok  dalam
berbagai bentuk, seperti kelompok  tani,  pemuda,  PKK,
Pesantren dan  sebagainya, yang diharapkan  dapat meng-
kait dengan wadah  formal yang telah lama ada  d i  desa
melalui azas kerjasama dan kekeluargaan (koperasi).
2 . 4 .   Evaluasi Program
Bentuk evaluasi program ayam buras yang dilakukan oleh
LPM  I P B   selama  ini  berdasarkan  kepada  tujuan  yang  telah
ditetapkan, meliputi evaluasi proses, evaluasi  hasil  serta
dampak.
Namun dalam  pelaksanaannya bentuk  evaluasi  ketiga  di
atas sulit dilakukan secara utuh oleh berbagai faktor, baik
teknis maupun non teknis.
Dari  segi dampak yang mudah  terlihat adanya perubahan
dalam cara pemeliharaan ayam buras, terutama aspek perubahan
bentuk  kandang yang  sudah  mulai  tertata  baik,  pemberian
pakan,  penerapan  teknologi  pisah  dini  dan teknologi  alat
penetasan buatan yang telah diadopsi, serta keinginan memba-
yar program vaksinasi ND secara teratur. LOU.  P E M U E M T A U M   K E M I S K I M A M - M K L   9: 126
Peningkatan  serta  penurunan populasi ayam  buras  d i
setiap  anggota kelompok  mudah  diamati,  hanya  saja  berapa
besar pertumbuhan pendapatan (segi ekonomi) terutama  untuk
setiap individu anggota kelompok memerlukan waktu dan kecer-
matan perhitungan.
111. K A S U S  B E R U S A W A  T E R N A K  A U A M   B U R A S  DI J A G A K A R S A
Implementasi  program  pembinaan berusaha ternak ayam
bukan  Ras  (buras)  yang dilakukan oleh Lembaga Pengabdian
kepada  Masyarakat Institut Pertanian  Bogor  dilokasi  binaan
di kabupaten DT.  I 1  Bogor, Sukabumi, dan wilayah D K I  Jakarta
secara umum telah menerapkan pola pendekatan program terpadu
seperti yang dijelaskan di atas. Berikut ini akan dipaparkan
lebih detail Upaya Membina Karang Taruna melalui Pemelihara-
an  Ayam  Buras  di  kelurahan Jagakarsa  kotamadya Jakarta
Selatan, sebagai contoh kasus. Proyek PPM (Pengabdian kepada
Masyarakat)  di  Jagakarsa  ini  merupakan  kerjasama  Lembaga
Pengabdian kepada Masyarakat IPB dengan Biro Bina Pemerinta-
han Pemda D K I  Jakarta.
Pertama-tama dilakukan upaya  penjajagan  k e   Pemda  D K I
Jakarta  untuk  menentukan  lokasi  mana  yang memungkinkan
dilakukannya paket  program  pembinaan berusaha ternak ayam
buras  tersebut, dilihat dari  segi potensi dan peluang yang
menunjang  usaha  itu, serta dilihat dari  segi  tata ruang
pembangunan wilayah.
3.1.  Perumusan masalah
Setelah terpilih kelurahan Jagakarsa kecanatan Jagakar-
sa sebagai l o k a s i   b i n a a n ,   maka upaya identifikasi dan peru-
musan  masalah  mulai  dilakukan.  Studi  penjajagan  kedua
berupa analisa potensi daerah (lahan dan sumberdaya manusia)
serta wawancara tokoh dan masyarakat (Formal dan  Informal)
di kelurahan Jagakarsa diperoleh informasi sebagai berikut:
(1) banyaknya  anggota  keluarga yang putus  sekolah  (lepas
SLTP/SLTA] yang belum tertampung oleh lapangan pekerjaan
yang ada,
(2) potensi lahan  (tanah pekarangan) yang belum dimanfaatkan
optimal,
(3) peluang pasar  yang  meaungkinkan berusaha ternak  ayam
buras,
(4) kualitas  sumberdaya manusia  (kelompok anggota keluarga
usia  produktif)  yang  relatif  rendah,  tercermin dari
tingkat pengetahuan, keterampilan  dan  kemampuan
penguasaan teknologi dan berusaha ternak ayam buras yang rendah  (terlihat dari  data  pre-test  saat  dilakukannya
Penyuluhan dan Pelatihan Beternak Ayam Buras tanggal 2 4
Desember 1992) ,
(5) pembinaan kelompok dan kelembagaan  pemuda  (Karang
Taruna)  masih  terasa  kurang, yang terlihat  dari  belum
terorganisasi atau terbentuknya kelompok tersebut.
Dari perumusan masalah di atas, kemudian disusun suatu
program  kegiatan usaha peternakan ayam  buras  sebagai salah
satu cabang usaha kelompok.
Pembinaan  awal  berupa  upaya  pembentukan  dan pembinaan
kelompok pemuda putus sekolah k e  dalam wadah kelompok karang
taruna tani Jaya Satria Muda.  Keiompok karang taruna tani
yang telah  disyahkan oleh Sudin Peternakan Jakarta  Selatan
ini  beranggotakan  19  orang, dengan  karakteristik sebagai
berikut: sebagian  besar  berjenis  kelamin  laki-laki  ( 7 9 % ) ,
berusia rata-rata 21 tahun, kedudukan dalam keluarga umumnya
sebagai anak  (95%).  Hanya  37% peserta yang belum  memiliki
pengalaman beternak ayam buras, sedangkan 63 persen  lainnya
pernah beternak ayam buras walaupun yang mengurusnya  adalah
orang  tua mereka  atau  saudara.  Sifat  usaha  umumnya  masih
sambilan  ( 9 5 % ) '   dimana cara pemeliharaannya umumnya dilepas
dan masuk kandang jika malam atau ayam dilepas tanpa kandang
sama  sekali  (83%).  Lalu kebiasaan memberi  makan  ayam,
umumnya hanya dilakukan pagi hari saja  (86%).
3.2.  Tuiuan dan manfaat keqiatan
Kegiatan  ini bertujuan untuk  memberikan pemahaman ke-
giatan usaha peternakan ayam bukan ras bagi khalayak sasaran
strategis  yakni  pemuda  putus  sekolah sehingga mereka  akan
terdorong untuk  membuka bisnis usaha peternakan ayam buras
sebagai sumber pendapatan.
Eeberapa manfaat yang akan diperoleh dari kegiatan ini
adalah:
1. Neningkatkan populasi ayam buras sehingga dapat memenuhi
kebutuhan  komoditi hasil  ternak  lokal  atau  lintas  wi-
layah.
2.  Terbentuknya kelompok peternak ayam buras yang menguasai
IPTEK dalam rangka peningkatan kualitas  pengelola usaha
tani.
3. Terkelolanya lahan usaha tani lebih produktif dan efisien
dan atau tertatanya  kawasan usaha t?..n,; yang  akan memu-
dahkan melakukan pembinaan.
4. Terciptanya  lapangan kerja dan kesemp2tan berusaha  mela-
lui usaha  peternakan ayam  buras  yang dapat  meningkatkan
pertumbuhan ekonomi masyarakat. 3.3.  Inovasi Teknoloqi vans diperkenalkan
Inovasi teknologi  usaha  peternakan ayam  buras  yang
diperkenalkan  kepada  anggota kelompok karang  taruna tani
J a y a   S a t r i a   Mu d a ,   rneliputi:
a. teknologi pemilihan bibit ayam buras yang baik.
b. teknologi  pisah dini dalam penanganan pemeliharaan anak
ayam.
c. pola pemberian pakan dengan memanfaatkan ransum komersial
dan juga nasi sisa limbah rumahtangga.
d. pemberian pakan dan air minum secara a t .   l i b i t u m .
e. model perkandangan yang semi terkurung (semi intensif).
f. sistem perkawinan yang periodik dengan menempatkan ayam
pejantan  dan  betina  dalam satu  kandang, dengan  rasio
Jantan dan  Betina  =  1  :  10; dan memandikan induk ayam
yang telah menjalani fase bertelur.
g. sistem penetasan dengan alat bantu penetasan buatan; dan
h. pencegahan penyakit terutama Tetelo/ND, dengan mengajar-
kan cara vaksinasi ND  serta pengambilan spesimen darah.
Dalam merubah perilaku sasaran pembinaan yang rneliputi
upaya peningkatan kawasan kognitif, afektif dan psikomotorik
dilakukan  dengan  cara  penyuluhan  dalam bentuk  kursus  di
rumah Pembina karang taruna tani J a y a   S a t r i a   Muda  (runah Pak
Damai),  pelatihan  cara  vaksinasi  dan  pengambilan  spesimen
darah  ayam  untuk  menguji  kadar  antibodi dalam  darah  ayam
tersebut,  serta demontrasi pembuatan  dan  penggunaan  alat
bantu penetasan buatan.
Pembinaan dan pengembangan lebih lanjut adalah merenca-
nakan secara  rutin  untuk  menghadiri pertemuan  kelompok
karang  taruna tani Binaan, yang diselenggarakan  setiap
bulan. Hal ini dilakukan untuk memberikan konsultasi, bila
kelompok  karancj  taruna  tersebut  mengalami  kesulitan  dalam
berusaha ternak ayam buras.
3.4.  Hasil yans telah dicapai
Beberapa  hasil  yang telah dicapai  dari  kegiatan  ini
adalah:
1. Bertambahnya pengetahuan peserta dalam usaha  peternakan
ayam buras.
2. Terbentuknya  wadah  berkumpul  pemuda  putus  sekolah dalam
orqcnisasi Karang Taruna Tani Jaya Satria Muda.
3 .  Adanya satu  unit  usaha  peternakan ayam  buras  sebagai
sunber pendapatan bagi anggota/organisasi  Karang Taruna.
4. Terbinanya hubungan  kelembagaOan  antara  Karang Taruna
dengan Dinas terkait.
5. Pemanfaatan  waktu  para  pemuda untuk  kegiatan-kegiatan
yang produktif. Adanya penambahan pengetahuan peserta Binaan  yang
diungkapkan  pada ..butir 1  di  atas,  dapat  dilihat  dari
perilaku  mereka dalam beternak ayam  buras.  Dimana  sebelum
dilakukan pembinaan terungkap bahwa persepsi mereka terhadap
berusaha ternak ayam buras adalah:
(1) hanya sebagai usaha sambilan,
(2) sebagian  besar menganggap  bahwa  ternak ayam  (buras)
tidak  perxu  diberi minun,  dan makanan  bisa  dicari  sen
diri dengan jalan ayam dilepas (dikencarkan),
(3) mengenai penyakit ayam,  hanya 22 persen peserta Binaan
yang  menyatakan mengerti  tentang  ha1  itu,  dan  umumnya
hanya tahu penyakit berak kapur dan tetelo, dengan ciri-
ciri lemas atau lumpuh.
(4) bila ditanya lebih jauh tentang pernah melakukan vaksi-
nasi ND, maka hanya 16% yang pernah melakukan;  dan itu-
pun  dilakukan oleh petugas dari Sudin Peternakan atau
oleh Pak Eko sebagai KTNA Peternakan di kelurahan mereka.
Setelah  dilakukan penyuluhan dan pelatihan  cernyata
minat dan motivasi mereka cukup tinggi untuk berusaha ternak
ayam buras, lebih-lebih setelah memahami pasar dan prospek-
nya .
Keterampilan  mereka  dalam  melakukari  vaksinasi  N D   pun
baik. Mereka tidak perlu lagi menunggu petugas atau Pak Eko
untuk melakukan vaksinasi, tetapi mereka  cukup menghubungi
Sudin  Peternakan  atau mengontak  LPM-IPB untuk mendapatkan
vaksin dan kemudian mereka melakukan vaksinasi sendiri.
Setelah  tujuh  bulan  pembinaan  berjalan  hasil  usaha
beternak ayam  buras tersebut  sudah mencjgembirakan.  Dimana
hasil  produksi  telur  setiap  bulan mulai  bulan April  1993
sudah mencapai  35%.  ini berarti kelompok sudah mulai  bisa
memanfaatkan  keuntungan berusaha  ternak  ayam  buras,  untuk
membantu  kelancaran  program-program kegiatan karang taruna
lainnya.  Analisis usaha  beternak  ayam buras  tersebut bisa
dilihat pada tabel 2.
3.5.  Rekomendasi
Agar pembinaan dan pengembangan kelompok karang taruna
tani Binaan tersebut dapat terus bersinambung serta semakin
mantap  dan  dinamis,  maka  upaya  pembinaan kelompok  oleh
Petugas  (PPL)  setempat  harus  terus  digalakkan  dan  selalu
dipantau,  tetapi  jangan  sampai menciptakan  ketergantungan
kzlompok dengan pembina kelompoknya.
Aspek  modal  memegang  peranan  penting  dalam  pengadaan
sarana proses produksi dan perluasan usaha bisnis peternakan
ayam buras,  Untuk itu perlu uluran tangan Pemerintah/Swasta
dalam membantu permodalan bagi peternak/kelompok ternak yang
termasuk kategori miskin. Aspek pemasaran telor hasix usaha peternakan ayam buras
d i  kelurahan. Jagakarsa ini pun perlu pula mendapatkan perha-
tian  serius. Ada  baiknya  "Jamu  gendongv  sebagai  kelompok
konsumen lembaga turut dikenai penyuluhan dan pembinaan.
Tabel 2,  Analisis Biaya Usaha Peternakan Ayam Buras
(Skala 100 ekor) tiap bulan
............................................................
............................................................
No. Uraian  Jumlah  (Rupiah)
A.  P e n g e l u a r a n :
1.  Pembelian  100 ekor @  Rp 10.000,-
2. Biaya kandang  @  Rp 4.000,-
3. Biaya pakan  @  Rp 30/hari/ekor
4. Tenaga @  Rp G/hari/ekor
5. Penyusutan kandang @  Rp l/hari/ekor
Jumlah Modal Awal  . . . . . . . . . . . . . . . . . .
(Satujuta limaratus
=Rp  1.000.000, -
=Rp  400.000,-
=Rp  90.000,-
=R?  18.000,-
=Rp  3.000,-
-----------------
. . .  .=Rp  1.511.000,-
sebelas ribu rupiah)
B .   P e n d a p a t a n :
Hasil produksi telur tiap bulan  (35%) dengan harga telur
per butir Rp 230,- :  30 x 5 x Rp 230,- = R p .   241.500,-
C.  P e n e r i m a a n :
Hasil produksi bersih tiap bulan adalah : Rp. 241.500,-
-  Rp  111.000,-  (Biaya pakan, tenaga  dan  penyusutan
kandang)  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . * . .= R p P  130.500,-
-
-------  - - - - - - -
I V ,   P R O S P E R   DAN  - T I S I P A S 1   PROGRAM  P E M G E K R A N G M   A Y A H   B U R A S
P A D A   P E L I T A   V I   ( P J P T  1 1 )
Strategi Pembangunan Jangka Panjang Tahap I1 (PJPT 11),
dititikberatkan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia
dengan  tetap  memanfaatkan potensi sumberdaya  alam  serta
pelaksanaan program secara berkesinambungan.
Peningkatan  kualitas  tersebut  antara  lain  ditandai
dengan menurunnya jumlah penduduk yang hidup di bawah garis
kemiskisan  serta meningkatnya tingkat pendidikan  usaha
sekolah dan  pemuda.  Untuk itu  orientasi  pembangunan  di
Pelita VI, masih dititikberatkan pada peningkatan pendapatan
masyarakat  (petani) yang ada di pedesaan. Dari berbagai pengalaman selama Pelita V ,  memperlihat-
kan kepada kita  bahwa ayam  buras  masih  merupakan  komoditi
ternak  yang memiliki prospek yang  baik  untuk  dikembangkan.
Namun berbagai hal yang menyangkut aspek agribisnis, biotek-
nologi serta kelembagaan memerlukan perhatian kita semua,
Beberapa ha1 yang memerlukan penataan dalam usaha ayam
buras, antara lain:
1. Populasi per anggota keluarga/kelompok (ratio pemilikan).
2.  Bentuk bantuan dan kerjasama antara pemerintah/swasta dan
kelembagaan terkait, dalam menyediakan aspek permodalan.
3. Aspek budidaya.
4 .   Aspek pengolahan dan pemasaran.
5. Peranan Organisasi Fungsional dan Wadah Koperasi.
6 .   Penelitian bioteknologi (bibit, pakan, dsb).